Menurut kamus umum bahasa indonesia karya w.j.s. poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka(kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tetarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka(sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya; dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta memegang peran yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat, dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antar manusia dengan tuhannya sehingga manusia menyembah tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintahnya, dan berpegang teguh pada syariatnya.
Cinta memiliki tiga tingkatan, yaitu tinggi, menengah dan rendah.
Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Tuhan.
Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orangtua, anak, saudara, istri atau suami dan kerabat.
Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.
Triangular Theory of Love
Di dalam teori ini, cinta digambarkan
memiliki tiga elemen/komponen yang berbeda, yaitu : keintiman
(intimacy), gairah/nafsu (passion), dan kesepakatan/komitmen
(commitment). Teori ini dikemukakan oleh Robert Sternberg – seorang
ahli psikologi. Berbagai gradasi maupun jenis cinta timbul karena
perbedaan kombinasi di antara ketiga elemen tersebut. Suatu hubungan
interpersonal yang didasarkan hanya pada satu elemen ternyata lebih
rapuh daripada bila didasarkan pada dua atau tiga elemen.
Berdasarkan “Triangular Theory of Love” disebutkan beberapa bentuk-bentuk (wajah) cinta, yaitu :
1. Menyukai (liking) atau pertemanan
karib (friendship), yang cuma memiliki elemen intimacy. Dalam jenis
ini, seseorang merasakan keterikatan, kehangatan, dan kedekatan dengan
orang lain tanpa adanya perasaan gairah/nafsu yang menggebu atau
komitmen jangka panjang.
2. Tergila-gila (infatuation) atau
pengidolaan (limerence), hanya memiliki elemen passion. Jenis ini
disebut juga Infatuated Love, seringkali orang menggambarkannya sebagai
“cinta pada pandangan pertama”. Tanpa adanya elemen intimacy dan
commitment, cinta jenis ini mudah berlalu.
3. Cinta hampa (empty love), dengan
elemen tunggal commitment di dalamnya. Seringkali cinta yang kuat bisa
berubah menjadi empty love, yang tertinggal hanyalah commitment tanpa
adanya intimacy dan passion. Cinta jenis ini banyak dijumpai pada
kultur masyarakat yang terbiasa dengan perjodohan atau pernikahan yang
telah diatur (Era Siti Nurbaya dan Datuk Maringgih?)
4. Cinta romantis (romantic love).
Cinta jenis ini memiliki ikatan emosi dan fisik yang kuat (intimacy)
melalui dorongan passion.
5. Cinta persahabatan sejati
(companionate love). Didapatkan pada hubungan yang telah kehilangan
passion tetapi masih memiliki perhatian dan intimacy yang dalam serta
commitment. Bentuk cinta seperti ini biasanya terjadi antar sahabat
yang berlawanan jenis.
6. Cinta semu (fatuous love),
bercirikan adanya masa pacaran dan pernikahan yang sangat bergelora dan
meledak-ledak (digambarkan “seperti angin puyuh”), commitment terjadi
terutama karena dilandasi oleh passion, tanpa adanya pengaruh intimacy
sebagai penyeimbang.
7. Cinta sempurna (consummate love),
adalah bentuk yang paling lengkap dari cinta. Bentuk cinta ini
merupakan jenis hubungan yang paling ideal, banyak orang berjuang untuk
mendapatkan, tetapi hanya sedikit yang bisa memperolehnya. Sternberg
mengingatkan bahwa memelihara dan mempertahankan cinta jenis ini jauh
lebih sulit daripada ketika meraihnya. Sternberg menekankan pentingnya
menerjemahkan elemen-elemen cinta ke dalam tindakan (action). “Tanpa
ekspresi, bahkan cinta yang paling besar pun bisa mati” kata Sternberg.
8. Non Love, adalah suatu hubungan
yang tidak terdapat satupun dari ketiga unsur tersebut. hanya ada
interaksi namun tidak ada gairah, komitmen, ataupun rasa suka.
Study Kasus :
Pernah tidak sih mendengar cerita dari sahabatmu atau temanmu yang bercerita tentang pacarnya ?
Tentang indahnya punya pacar ? tentang
bahagia yang di dapatkannya dari sang kekasih hati ? pasti sering kan ?
banyak sekali cerita tentang cinta dari yang bahagia hingga yang
menyedihkan dan tragis. Tapi itu semua hanya cinta kepada sesama umat
manusia.
Pernah tidak mendengar malihat temanmu
yang bercerita sambil menangis ketika meninggalkan ibadahnya ? pernah
tidak mendengar penyesalan telah meninggalkan kegiatan agamanya ? tentu
jarang ! atau mungkin tidak sama sekali.
Inilah bedanya, kadang manusia suka lupa
bahwa ia harus lebih mencintai sang penciptanya daripada umat manusia
yang juga di ciptakan sang pencipta.
Pendapat
Cinta itu besar adanya jika kita memiliki perasaan terhadap seseorang , cinta tingkatan teratas adalah cinta terhadap tuhan yang dimana kita memiliki perasaan kuat akan tuhan atas apa yang tuhan berikan kepada kita. Cinta yang kedua kita kepada kerabat, orang tua, dan orang yang paling kita sayang, karena kita memiliki rasa kasih sayang terhadap mereka itulah mengapa kita memiliki cinta yang besar terhadap keluarga 1 lagi pendapat itu karena keluarga juga memberikan cinta yang besar terhadap kita maka kita pun memiliki timbal balik yang besar terhadap mereka. Cinta terakhir adalah cinta yang hanya memikirkan perasaan sesaat dan tidak memikirkan hal yang lebih penting yang harus kita jalani, jadi untuk cinta yang ketiga usahakan seminimalis mungkin kita tak usah terlalu besar karena Cinta adalah bagian hidup dalam hidup kita.
0 komentar: